Saran Luhut ke Prabowo: Jangan Masukan Orang “Toxic” ke Pemerintahan,Sangat Merugikan

04/05/2024 By sukaitu@gmail.com 0

RedaksiBali.com – Saran Luhut ke Prabowo agar lebih bijak Menyusun pemerintahannya. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, memberikan nasihat kepada Presiden Terpilih, Prabowo Subianto, untuk memilih dengan bijak dalam menyusun tim pemerintahan yang akan membantunya. Dalam sebuah acara Jakarta Future Forum: Blue Horizons, Green Growth di Jakarta pada Jumat (3/5), Luhut menegaskan bahwa membawa orang yang tidak tepat atau “toxic” ke dalam pemerintahan dapat merugikan negara.

Menurut Luhut, pengalaman dalam pemerintahan Joko Widodo telah mengajarkannya banyak hal. Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah regulasi yang sering bertentangan dengan kepentingan nasional, yang membutuhkan perbaikan mendalam.

baca juga ….

Solusi yang dia tawarkan adalah dengan melakukan digitalisasi untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi aturan. Dia menekankan pentingnya integrasi sistem pemerintahan Indonesia melalui digitalisasi.

Luhut juga menyoroti bahwa adanya perbedaan pendapat dalam pemerintahan bisa menghambat kemajuan. Sebagai contoh, dia menyebutkan bahwa pernah menyarankan kepada Presiden Jokowi untuk mengganti orang-orang yang tidak setuju dengan inisiatif digitalisasi tersebut.

"Saya bilang ke Presiden, 'Pak, kalau Bapak tidak berani mengganti orang-orang yang tidak setuju dengan ini (digitalisasi sistem pemerintah yang terintegrasi), kita tidak akan maju. Jadi, kita harus mengganti orang-orang yang tidak setuju dengan ide ini," ujarnya.

Oleh karena itu, Saran Luhut ke Prabowo untuk lebih berhati-hati dalam memilih anggota kabinetnya. Hal ini dilakukan agar kemajuan Indonesia tidak terhambat oleh orang-orang yang tidak tepat di dalam pemerintahan itu sendiri.

Prabowo Subianto telah resmi ditetapkan sebagai presiden terpilih berdasarkan hasil Pilpres 2024 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka meraih suara lebih banyak dibandingkan dengan pasangan lainnya, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.