Norwegia Siap Tangkap Netanyahu: Langkah Bersejarah di Eropa

23/05/2024 By sukaitu@gmail.com 0

RedaksiBali.com – Pada Selasa, 21 Mei 2024, Norwegia mengumumkan bahwa Norwegia Siap Tangkap Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant jika surat perintah penangkapan dikeluarkan oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). Langkah ini menjadikan Norwegia sebagai negara Eropa pertama yang menyatakan kesiapannya untuk menangkap pejabat tinggi Israel tersebut.

Pernyataan Resmi Norwegia
Menteri Luar Negeri Norwegia, Espen Barth Eide, menyatakan bahwa jika ICC mengeluarkan surat perintah Norwegia Siap Tangkap Netanyahu dan Gallant, Norwegia akan mematuhi perintah tersebut. “Seseorang yang diperintahkan ditangkap oleh ICC harus diserahkan ke pengadilan sesuai dengan kewajiban Norwegia,” ujarnya. Eide menambahkan bahwa ia berharap semua negara pihak ICC akan melakukan hal yang sama.

Dukungan Internasional
Keputusan Norwegia ini mendapat sambutan positif dari berbagai negara. Afrika Selatan, misalnya, mendukung langkah ICC dengan menyatakan bahwa aturan hukum harus berlaku untuk semua orang demi tegaknya hukum internasional dan memastikan adanya pertanggungjawaban bagi pelaku kejahatan keji. “Aturan hukum harus berlaku untuk semua orang demi tegaknya hukum internasional, memastikan adanya pertanggungjawaban pada orang-orang yang melakukan kejahatan keji serta untuk melindungi para korban,” demikian keterangan dari kantor Kepresiden Afrika Selatan.

baca juga ….

Prancis juga menunjukkan dukungannya terhadap langkah ini. Kementerian Luar Negeri Prancis menyatakan bahwa Dewan Pra-Peradilan akan memutuskan apakah akan mengeluarkan surat perintah penangkapan setelah memeriksa bukti yang diajukan oleh Jaksa ICC. "Prancis mendukung ICC, independensinya, dan perjuangannya melawan impunitas dalam segala situasi," kata kementerian tersebut.

Konteks dan Dampak
Jaksa Agung ICC, Karim Khan, pada hari sebelumnya mengumumkan bahwa dia telah mengajukan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu, kepala Politbiro Hamas Ismail Haniyeh, pejabat tinggi Hamas di Gaza Yahya Sinwar, dan kepala sayap militer Hamas Mohammed Deif. Langkah ini merupakan bagian dari upaya global untuk menegakkan hukum internasional dan memastikan bahwa para pemimpin yang diduga melakukan kejahatan perang atau kejahatan terhadap kemanusiaan diadili.

Sementara itu, tidak semua negara mendukung langkah ini. Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengecam tindakan ICC sebagai "keterlaluan." Posisi ini mencerminkan pandangan sejumlah negara Barat lainnya yang cenderung lebih berhati-hati dalam menanggapi tindakan ICC terhadap pejabat tinggi negara sahabat mereka.

Langkah Norwegia yang siap menangkap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant jika ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan merupakan langkah bersejarah di Eropa. Dukungan dari negara-negara seperti Prancis dan Afrika Selatan menunjukkan adanya konsensus global yang semakin kuat untuk menegakkan hukum internasional dan melawan impunitas. Namun, respon yang beragam dari berbagai negara menunjukkan bahwa isu ini masih menjadi perdebatan panas di panggung politik internasional. Dengan terus berlanjutnya dukungan terhadap ICC, diharapkan keadilan internasional dapat ditegakkan dan para pelaku kejahatan serius dapat diadili sesuai hukum yang berlaku.