Prabowo Unggul Versi Quick Count, Ekonomi RI ke Depan dalam Sorotan

15/02/2024 By sukaitu@gmail.com 0

RedaksiBali.com – Pemilihan Presiden 2024 kembali menjadi perbincangan hangat di Indonesia setelah hasil quick count menunjukkan bahwa pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mendominasi dengan perolehan suara di kisaran 57% hingga 59%. Hal ini menempatkan mereka jauh di depan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Kemenangan Pemilihan Presiden 2024 versi quick count ini, jika tidak jauh berbeda dengan hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), akan mengukuhkan Prabowo-Gibran sebagai penerus rezim Presiden Joko Widodo.

Kedua tokoh ini selama ini telah menekankan kontinuitas dari program-program yang telah dicanangkan oleh Jokowi. Namun, sorotan tidak hanya terfokus pada hasil quick count, tetapi juga pada implikasi ekonomi yang mungkin terjadi jika Prabowo-Gibran resmi menjadi presiden dan wakil presiden Indonesia.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Esther Sri Astuti, mengungkapkan kekhawatirannya bahwa koalisi yang luas yang mendukung Prabowo-Gibran dapat menghasilkan kabinet yang besar, yang pada gilirannya akan menguras Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Esther menyebut bahwa kabinet Jokowi saat ini sudah terlalu besar, dan kekhawatirannya adalah bahwa hal tersebut dapat lebih parah di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran. Ia juga menyoroti program-program populis yang ditawarkan oleh pasangan ini, seperti makan siang dan susu gratis, yang menurutnya hanya akan meningkatkan alokasi APBN untuk hal-hal yang konsumtif daripada produktif.

Baca juga ….

Selain itu, Esther menekankan perlunya fokus pada program-program yang lebih substansial untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan ketahanan pangan Indonesia. Ia menyoroti bahwa kebijakan-kebijakan populis seperti makan siang dan susu gratis cenderung tidak efektif dalam mengatasi masalah struktural dalam pembangunan pertanian.

Di sisi lain, Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, memperkirakan bahwa kemenangan Prabowo-Gibran tidak akan mengubah secara signifikan arah kebijakan ekonomi Indonesia. Ia menyebut bahwa strategi yang diusung oleh pasangan ini mirip dengan yang telah diterapkan oleh Jokowi selama dua periode. Nailul menyoroti bahwa Prabowo kemungkinan akan terus menggenjot infrastruktur dan pembangunan fisik secara masif, tetapi dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi mungkin tidak akan signifikan. Ia juga menekankan bahwa megaproyek seperti Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara akan semakin memberatkan APBN, terutama jika program-program populis seperti makan siang gratis terus dilanjutkan.

Dengan demikian, sementara hasil quick count menunjukkan dominasi Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024, tantangan-tantangan ekonomi yang dihadapi oleh Indonesia ke depan tetap menjadi perhatian utama para ekonom dan pengamat.