Berkah bagi Emiten Poultry: Program Bansos Daging Ayam dan Telur Mendongkrak Potensi Pasar

27/02/2024 By sukaitu@gmail.com 0

RedaksiBali.com – Pemerintah Indonesia sedang meluncurkan program bantuan sosial (bansos) yang berupa daging ayam dan telur tambahan untuk keluarga penerima manfaat (KPM) yang memiliki balita stunting. Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengurangi risiko kekurangan pangan di tengah masyarakat. Menurut laporan dari Kontan, pemerintah telah menyalurkan bantuan beras seberat 10 kg kepada 18,8 juta KPM, dengan tambahan dana sebesar Rp 17,5 triliun hingga Juni 2024 untuk pengadaan daging ayam dan telur.

Selain itu, pemerintah juga berencana untuk menambah dua program bansos tambahan pada tahun 2024, selain dari bantuan rutin yang disalurkan setiap tahun. Program pertama melibatkan bantuan beras sebanyak 10 kg (ditambah telur dan daging ayam untuk keluarga dengan balita stunting) hingga Juni 2024 dengan total dana sebesar Rp 17,5 triliun. Program kedua adalah bantuan langsung tunai (BLT) dengan anggaran Rp 11,3 triliun yang akan disalurkan hingga Maret 2024.

Analis dari Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo, menyatakan bahwa program bansos tersebut berpotensi memberikan dampak positif bagi perusahaan unggas atau poultry seperti PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA). Saat ini, sektor unggas mengalami surplus pasokan, dan dengan adanya program bansos tambahan ini, dapat mengurangi kelebihan pasokan tersebut. Dampaknya diperkirakan akan terlihat pada kuartal II-2024.

baca juga ….

Di samping itu, sentimen bulan Ramadan dan Lebaran juga dianggap memiliki potensi untuk mendorong kinerja perusahaan unggas. Pada periode tersebut, konsumsi masyarakat biasanya meningkat. Senior Investment Information dari Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama, menambahkan bahwa bansos tersebut dapat mendorong permintaan domestik terhadap sektor poultry secara keseluruhan. Ia juga menyatakan bahwa bulan Ramadan berpotensi menjadi sentimen positif dalam pergerakan harga saham perusahaan unggas.

Pada perdagangan Jumat (23/2), saham JPFA menguat sebesar 0,45% menjadi Rp 1.105 per saham, sedangkan saham CPIN melemah 1,25% menjadi Rp 4.740 per saham. Dengan demikian, kebijakan pemerintah terkait penambahan bansos daging ayam dan telur ini diharapkan tidak hanya memberikan manfaat bagi masyarakat penerima bantuan, tetapi juga menggerakkan roda perekonomian, terutama dalam sektor perusahaan unggas.