Kontroversi Serangan Israel di Kamp Pengungsi Rafah: Klaim Tidak Sengaja dan Imbas yang Mematikan

30/05/2024 By sukaitu@gmail.com 0

RedaksiBali.com – Pada Minggu (26/5), serangan udara yang diluncurkan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) ke sebuah kamp pengungsi di Rafah, Gaza Selatan, mengakibatkan tragedi besar dengan tewasnya 45 warga Palestina dan melukai lebih dari 200 orang lainnya. Militer Israel mengklaim bahwa serangan tersebut tidak disengaja dan menargetkan kompleks pejabat senior Hamas.

Penjelasan dari Militer Israel
Juru bicara IDF, Daniel Hagari, dalam pernyataan resminya menyebutkan bahwa serangan tersebut dimaksudkan untuk menghantam lokasi yang dianggap sebagai pusat aktivitas Hamas, jauh dari area pengungsian. Hagari menegaskan bahwa kebakaran hebat yang terjadi dan merenggut nyawa banyak warga sipil bukanlah hasil yang diinginkan dari serangan tersebut.

“Sayangnya, setelah serangan tersebut, karena keadaan yang tak terduga, kebakaran terjadi dan merenggut nyawa warga sipil di dekatnya. Terlepas dari upaya kami meminimalisasi korban jiwa, kebakaran yang terjadi tidak terduga dan tidak disengaja,” kata Hagari pada Selasa (28/5), seperti dikutip dari The Times of Israel.

baca juga ….

Dugaan Penyebab Kebakaran
Hagari juga menyatakan bahwa pihaknya sedang melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab pasti dari kebakaran yang terjadi di lokasi pengungsian. Dia berspekulasi bahwa kebakaran besar tersebut kemungkinan dipicu oleh keberadaan toko senjata di dekat kompleks Hamas yang menjadi sasaran serangan.

"Amunisi kami sendiri tidak bisa menyalakan api sebesar ini. Saya ingin mengulanginya - amunisi kami sendiri tidak bisa menyalakan api sebesar ini," ucap Hagari, menekankan bahwa penyelidikan masih berlangsung untuk memastikan penyebab kebakaran yang merenggut banyak nyawa tersebut.

Dampak Serangan dan Tanggapan Internasional
Serangan udara di Rafah tidak hanya menyebabkan kematian dan luka-luka pada banyak warga sipil, termasuk anak-anak, perempuan, dan orang lanjut usia, tetapi juga memaksa para pengungsi di Rafah untuk kembali berpindah tempat. Tenda-tenda pengungsi hancur, membuat mereka kehilangan tempat tinggal sementara di tengah situasi yang sudah sangat sulit.

Serangan ini juga menambah ketegangan dalam negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Hamas terus menuntut penghentian total agresi Israel dan penarikan penuh pasukan Israel dari wilayah Palestina, sementara Israel menginginkan gencatan senjata sementara dengan tujuan memusnahkan Hamas.

Kontroversi dan Kritik
Kejadian ini mendapat banyak kritik dari komunitas internasional. Banyak pihak yang menilai bahwa serangan yang menargetkan area dekat kamp pengungsi sangat tidak bertanggung jawab dan menunjukkan kurangnya perhatian terhadap keselamatan warga sipil. Meski IDF mengklaim bahwa serangan tersebut tidak disengaja, dampak yang ditimbulkan tetap memicu kecaman luas.

Sementara itu, dalam perkembangan lain, langkah-langkah diplomatik juga mengalami tekanan. Prancis telah menyatakan kesiapannya untuk mengakui kemerdekaan Palestina, menambah isolasi diplomatik terhadap Israel di arena internasional.

Serangan Israel di kamp pengungsi Rafah mengungkapkan kerumitan dan ketegangan yang terus berlanjut di wilayah Gaza. Meski militer Israel mengklaim bahwa serangan tersebut tidak disengaja, dampak mematikan pada warga sipil menambah daftar panjang tragedi dalam konflik berkepanjangan ini. Investigasi yang dilakukan oleh Israel diharapkan dapat memberikan kejelasan lebih lanjut, namun bagi banyak korban dan keluarga mereka, kejadian ini meninggalkan luka yang mendalam.